Pohon Ulin
Pohon ulin yang kita sebut juga dengan kayu besi, bernama latin eusiderxylon zwageri. Pohon ulin yang merupakan tanaman yang khas dari daerah Kalimantan ini mempunyai tinggi sekitar 20-30 m dengan diameter batang antara 60-120 cm. Ulin juga banyak dikenal dengan nama kayu besi. Kualitas kayu yang bagus membuatnya banyak diburu.
Pohon ulin banyak terdapat di daerah kalimantan dan salah satu ciri khas kalimantan.
Tengkawang merupakan sejenis pohon yang buahnya sebagai penghasil minyak nabati. Memiliki belasan jenis dan 13 spesies tanaman tengkawang termasuk yang dilindungi. Tengkawang berasal dari genus shorea dan menjadi maskot daerah Kalimantan Barat.
Pohon tengkawang dapat dijumpai di kawasan Sumatera dan Kalimantan. Dalam bahasa Inggris, tengkawang disebut dengan Borneo tallow nut atau illepe nut.
Jelutung
Jelutung atau jelutong mempunyai nama latin dyera costulata. Pohon jelutong dapat ditemui di daerah Kalimantan, Sumatera, Thailand Selatan, Malaysia. Dapat tumbuh sampai dengan 60 meter dan diameter batang sepanjang 2 meter. Pohon ini dikenal juga dengan sebutan bulian. Habitatnya adalah hutan-hutan dengan karakteristik tanah yang barpasir dan bukit-bukit yang mempunyai tinggi kira-kira 400 meter. Kayunya banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat perlengkapan rumah dan perabot, sementara untuk getahnya sendiri biasa dipakai dalam pembuatan permen karet. Nama latin dari jelutung ialah eusderoxylon zwageri.
Pohon Damar
Pohon Damar, atau disebut juga Dammar Raja, merupakan salah satu pohon asli Indonesia dan penghasil utama getah damar. Getah damar ini yang kemudian diolah menjadi ‘kopal’ dan dijadikan bahan baku berbagai industri. Pohon damar (Agathis dammara) merupakan tanaman asli Maluku, Sulawesi, dan kepulauan Filipina. Namun kini telah dibudidayakan di berbagai tempat lain termasuk di pulau Jawa.
Pohon damar di beberapa daerah disebut sebagai kaláne, kèssi, oeneëla (Muluku); dammar lulu atau dammar malolo (Sulawesi). Selain dinamai damar, di Indonesia kerap disebut juga sebagai damar raja. Dalam bahasa Inggris tanaman ini dikenal sebagai amboina pitch tree atau celebes kauri.
Nama latin tumbuhan ini adalah Agathis dammara (Lamb.) Rich. & A. Rich. yang mempunyai beberapa nama sinonim di antaranya adalah :
- Abies dammara (Lamb.) Dum.-Cours.
- Agathis alba (Rumph. ex Hassk.) Foxw.
- Agathis loranthifolia Salisb.
- Agathis philippinensis Warb.
- Agathis pinus-dammara Poir.
- Agathis regia Warb.
- Dammara alba Rumph. ex Hassk.
- Dammara loranthifolia (Salisb.) Link
- Dammara orientalis Lamb. (synonym)
- Dammara rumphii Presl (synonym)
- Pinus dammara Lamb. (synonym)
Uniknya, di Indonesia penggunaan istilah ‘damar’ saling tumpang tindih (rancu). Kata ‘damar’ juga digunakan untuk penyebutan resin (getah) yang dihasilkan oleh sejumlah pohon dari genus Shorea dan Hopea. Sedangkan getah pohon damar (Agathis dammara) lebih sering disebut sebagai ‘kopal’. Selain itu, penggunaan istilah ‘kayu damar’ malah digunakan untuk penyebutan kayu dari pohon jenis Araucaria. Sementara kayu pohon damar diperdagangkan sebagai kayu ‘Agatis’.
Ciri dan Karakteristik Agathis dammara
Pohon damar (Agathis dammara) berukuran besar dan tingginya bisa mencapai 65 meter. Batangnya silindris dan lurus dengan diameter mencapai 1,5 meter. Kulit batang berwarna abu-abu muda hingga coklat kemerahan. Kulit mengelupas dalam keping-keping yang tidak beraturan dan biasanya bopeng karena resin.
Daun berbentuk jorong (bulat memanjang) dengan panjang 6 – 8 cm dan lebar 2 – 3 cm. Bagian pangkal daun membaji sedangkan ujungnya runcing. Tulang daun sejajar dan banyak. Bunga jantan dan betina berada pada tandan yang berbeda, pada pohon yang sama (berumah satu).
Damar merupakan tumbuhan asli Indonesia. Daerah sebarannya meliputi pulau Sulawesi, kepulauan Maluku, dan kepulauan di Filipina. Namun kini, pohon damar telah dibudidayakan di perkebunan-perkebunan di pulau Jawa. Tumbuh di hutan hujan tropisdataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.
Meskipun tidak termasuk tanaman langka, namun pohon damar (Agathis dammara) di habitat aslinya telah mengalami populasi hingga 30% dalam 75 tahun terakhir. Oleh karena itu Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN Redlist) memasmukkannya dalam spesies Vulnerable (Rentan).
Pemanfaatan Pohon Damar
Manfaat utama damar adalah diambil getahnya untuk dioleh menjadi kopal (manila copal). Getah damar keluar dari kulit atau kayu damar yang lukai. Getah yang keluar akan membeku dan mengeras setelah beberap hari. Getah damar yang mengeras nilah yang kemudian dinamai kopal.
Kopal ini mengandung asam-asam resinol, resin, dan minyak atsiri. Kopal merupakan bahan dasar bagi cairan pelapis kertas supaya tinta tidak menyebar. Selain itu kopal dimanfaatkan untuk campuran lak dan vernis, perekat pada penambal gigi, dan perekat plester.
Pohon damar juga bisa dijadikan pohon penghijauan dan peneduh. Sedangkan kayunya, meskipun kurrang kuat dan awet, kerap diperdagangkan sebagai bahan bangunan dengan nama ‘kayu agatis’.
Klasifikasi Ilmiah. Kerajaan : Plantae. Filum : Tracheophyta. Kelas : Pinopsida. Ordo : Pinales. Famili : Araucariaceae. Genus : Agathis. Spesies : Agathis dammara.
Pohon Madu
Pohon Madu atau "Mangris" sebutan masyarakat setempat, terkenal karena madu sisir parabola besar yang menggantung dari bagian bawah cabangnya. Panjang sisir bisa mencapai 3 meter dan dapat berisi sebanyak 15.000 lebah.
Satu pohon mangris dapat berisi lebih dari 30 sarang.Lebah terbesar di dunia madu, lebah batu Asia panjang 1 inci dan Mangris adalah spesiespohon yang mereka sukai karena ketinggian yang luar biasa yang memberikan keamanan dariperampok. Kecuali untuk jenis manusia.
Masyarakat setempat (Suku dayak kalimantan) melakukan panen madu dengan Doa nyanyiankuno untuk membujuk, dan menenangkan lebah. Pada malam-malam tak berbulan pada Februari dan Maret, pemburu madu memanjat pohon melalui tali yang terbuat dari rotan dengan membawa obor membara, membenturkan pada cabang-cabang di atas sarang. Hal ini menciptakan hujan api, dan bunga api jatuh ke tanah lebah terbangun dan marah lepas landas dalam mengejar bara. Lebah menjadi bingung dan tetap di tanah sampai subuh, meninggalkan sarang yang tidak dilindungi untuk para pemburu madu untuk menyelesaikan panen mereka.Sekitar 500 pon madu dapat dikumpulkan dari satu pohon.
Tenggaring atau Kapulasan
Tenggaring atau kapulasan (Nephelium ramboutan-ake) adalah flora identitas provinsi Kalimantan Tengah. Tenggaring atau kapulasan ini mirip dengan rambutan (Nephelium lappaceum)karena memang masih berkerabat dekat. Dan tenggaring memang merupakan jenis rambutan hutan yang banyak tumbuh alami di hutan Kalimantan Tengah. Di Indonesia tumbuhan ini dikenal juga sebagai kapulasan, pulasan (Sunda), tenggaring (Kalimantan Tengah), tukou biawak (Kubu), Molaitomo (Gorontalo), mulitan (Toli-toli). Selain sering juga disebut sebagai rambutan kafri dan rambutan paroh. Dalam bahasa Inggris pohon yang menjadi tanaman khas Kalimantan Tengah ini disebut sebagai pulasan. Sedang dalam bahasa latin tumbuhan ini dinamai Nephelium ramboutan-ake (Labill.) Leenh. yang bersinonim dengan Nephelium mutabile Blume.,Litchi ramboutan-ake Labill., Nephelium intermedium Radlk., dan Nephelium philippense Mons.
Diskripsi dan Ciri. Pohon kapulasan atau tenggaring (Nephelium ramboutan-ake) menyerupai pohon rambutan karena masih dalam 1 marga. Tinggi pohon Kapulasan umumnya lebih pendek dari rambutan meskipun mampu mencapai tinggi hingga 20 m. Bentuk batang, dahan, percabangan, dan daun tenggaring hampir sama dengan daun rambutan, hanya daun tenggaring berukuran lebih kecil. Panjang daunnya 4 kali lebarnya. Perbungaan tersusun malai yang terdapat di setiap ketiak atau agak ke ujung ranting. Buahnya tebal, bulunnya keras, tegak, pendek dan tumpul. Kulit buah tebal berwarna kuning sampai merah tua. Bentuk buah seperti buah rambutan yaitu bundar telur serta daging buahnya manis yang bercampur sedikit asam. Daging buahnya biasanya agak sulit lepas (nglotok) dari bijinya.
Tumbuhan khas Kalimantan Tengah ini tumbuh tersebar di berbagai wilayah di Indonesia mulai Sumatera, Kalimantan, Jawa, hingga Sulawesi. Selain di Indonesia pohon kapulasan juga dapat dijumpai di Malaysia, Thailand, dan Filipina. Habitat yang disukai tumbuhan ini adalah daerah subur dan cenderung lembab pada daerah berketinggian antara 100 – 500 meter dpl.
Kapulasan atau tenggaring (Nephelium ramboutan-ake) dimanfaatkan buahnya untuk dimakan langsung. Selain buahnya, kayunya cukup keras oleh masyarakat setempat sering dipakai untuk peralatan rumah tangga. Biji tenggaring mengandung minyak nabati lebih banyak dari pada biji rambutan lantaran itu biji ini dapat diproses untuk menghasilkan minyak yang dapat digunakan dalam proses pembuatan lilin dan sabun.
Namun harus diakui buah ini kalah pamor ketimbang saudaranya, rambutan. Selain rasanya yang agak masam, daging buahnya yang sulit mengelupas, pertumbuhan tanaman ini juga relatif lama sebelum akhirnya menghasilkan buah. Namun bagaimanapun juga tanaman penghasil buah ini merupakan salah satu kekayaan hayati kita. Mungkin perlu berbagai penelitian lanjut untuk mengeksplorasi manfaat tumbuhan ini lebih lanjut.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Sapindales; Famili: Sapindaceae; Genus: Nephelium; Spesies: Nephelium ramboutan-ake (Labill.) Leenh.
*) disadur dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar